
Lebak, 25–26 September 2025 – Komitmen Pemerintah Kabupaten Lebak dalam menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak terus diwujudkan secara nyata. Salah satu langkah strategis tersebut diwujudkan melalui Pelatihan Relawan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Lebak, bertempat di Aula DP3AP2KB.
Selama dua hari, pelatihan ini menghadirkan psikolog dan fasilitator DRPPA/SAPA yang memberikan pembekalan intensif kepada para relawan dari Desa Margaluyu, Kelurahan Rangkasbitung Barat, dan Cijoro Lebak. Para peserta dilatih untuk memiliki pengetahuan, kepekaan sosial, serta keterampilan teknis dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan terdekat mereka.
Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini dirancang untuk:
- Membekali relawan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pendampingan psikososial dan advokasi bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.
- Menguatkan peran relawan sebagai ujung tombak di tingkat desa dan kelurahan dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.
- Membangun jejaring relawan yang solid, terkoordinasi, dan terkoneksi langsung dengan layanan pemerintah daerah.
Manfaat Strategis Bagi Masyarakat
Kehadiran relawan SAPA menjadi sangat penting di tengah kompleksitas persoalan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini. Melalui pelatihan ini, diharapkan:
- Relawan memiliki kapasitas yang lebih kuat, baik dalam aspek emosional, teknis, maupun hukum dalam menangani kasus kekerasan.
- Masyarakat mendapatkan akses pendampingan yang lebih cepat, responsif, dan tersedia di tingkat lokal.
- Tumbuh kesadaran kolektif untuk membangun lingkungan sosial yang melindungi dan memberdayakan perempuan serta anak-anak.
Relawan SAPA: Pilar Perlindungan dari Akar Rumput
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebak dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya membangun desa dan kelurahan yang tangguh dan peduli terhadap isu kekerasan.
“Relawan SAPA bukan hanya pelengkap program pemerintah, mereka adalah pilar penting dalam sistem perlindungan perempuan dan anak. Keberadaan mereka di masyarakat adalah bentuk kehadiran negara yang nyata,” ujarnya.
Para relawan dilatih untuk melakukan identifikasi dini, memberikan dukungan awal, serta menjadi penghubung ke berbagai layanan rujukan seperti pusat layanan terpadu, kepolisian, dan lembaga pendamping psikososial.
Menuju Desa Ramah Perempuan dan Anak
Pelatihan ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat peran masyarakat dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA) dan menjadikan setiap desa dan kelurahan di Lebak sebagai wilayah yang aman, inklusif, dan responsif terhadap hak-hak perempuan dan anak.
Dengan sinergi antara relawan, pemerintah daerah, dan masyarakat luas, Kabupaten Lebak terus melangkah maju menuju visi sebagai daerah yang tidak hanya peduli, tetapi juga siap bertindak untuk mencegah dan menanggulangi kekerasan berbasis gender dan usia.
Aksi Nyata Dimulai dari Lingkungan Terkecil
Relawan SAPA adalah bukti bahwa perubahan besar dapat dimulai dari lingkungan terkecil. Melalui pelatihan ini, para relawan bukan hanya dibekali dengan keterampilan teknis, tetapi juga semangat kemanusiaan untuk terus hadir bagi sesama.
Kabupaten Lebak berkomitmen menjadikan program ini sebagai langkah berkelanjutan, demi mewujudkan masa depan yang lebih aman, sehat, dan adil bagi seluruh perempuan dan anak di wilayahnya.
“Lindungi perempuan dan anak mulai dari desa. Bersama, kita wujudkan Lebak yang aman dan layak bagi semua generasi.”
Writer & Editor: Dio Riksa, 2025







